Tradisi Male: Perayaan Unik Maulid Nabi

Syj.sch.id – Masyarakat Loloan di Kabupaten Jembrana merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW melalui Tradisi Male, sebuah warisan budaya yang memikat. Sebagai contoh, warga menghias telur dengan warna-warni dan mengaraknya dengan musik hadrah, mencerminkan kebersamaan dan kekayaan budaya lokal. Tradisi ini memperkuat ikatan komunal di Jembrana.
Pengakuan Male Loloan Jembrana sebagai WBTB
Muztahidin, Kepala Lingkungan Loloan Timur, mengungkapkan bahwa pemerintah menetapkan Tradisi Male sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) pada 2024, bersama kesenian Bumbung Gebyog. “Penetapan ini melindungi hak paten intelektual, mencegah klaim dari daerah lain,” ujarnya pada 6 September 2025. Oleh karena itu, pengakuan ini menegaskan identitas budaya Jembrana.
Keunikan Warisan Budaya Male
Warga menghias telur dalam Tradisi Male dengan warna-warni dan wadah unik. Awalnya, mereka menggunakan batang pisang, namun kini memakai bahan lain tanpa mengurangi makna filosofis. Misalnya, tradisi ini terkait dengan upacara mencukur rambut bayi, melambangkan syukur dan kebersamaan.
Prosesi Perayaan di Loloan Timur
Pada Maulid Nabi 1443 H, 6 September 2025, warga Loloan Timur mengarak male menuju Masjid Baitul Qodim. Mereka menata telur hias di pinggir jalan dengan iringan musik hadrah. Setelah tiba di masjid, warga membagikan telur kepada masyarakat. Dengan demikian, prosesi ini mempererat solidaritas sosial.
Ambur Salim: Puncak Kegembiraan
Warga menutup perayaan dengan tradisi Ambur Salim, menghamburkan beras kuning berisi uang logam usai mencukuran rambut bayi. Tradisi ini menciptakan suasana ceria dan melambangkan kebersamaan. Selain itu, musik hadrah menambah kemeriahan acara.
Harapan untuk Tradisi Male
Muztahidin berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih pasca-penetapan WBTB. “Kami menantikan dukungan dan kolaborasi untuk memajukan Male Loloan Jembrana,” tutupnya. Akibatnya, tradisi ini dapat semakin dikenal secara nasional dan global.